Pentingnya Mengingat Kematian Bagi Seorang Muslim

Legokcimekar Community, Pentingnya Mengingat Kematian Bagi Seorang Muslim - Kematian merupakan Haq Alloh SWT, tak seorang pun tahu kapan kematian itu tiba, jikalau Alloh menghendaki seseorang mati maka tak akan berkurang atau lebih walaupun sedetik, adakalanya seseorang sedang sholat dicabut nyawanya, ataupun sedang bermaksiat dicabut nyawanya, maka mengingat kematian bagi seorang muslim adalah suatu keharusan agar kita selalu dalam siap sedia kapanpun Alloh menginginkan kita mati artinya kita selalu dalam keadaan beribadah baik dalam beribadah dalam bentuk ucapan (dzikir) maupun ibadah perbuatan. 

Ibnu Umar r.a pernah berkata, “Aku pernah mengadap Rasulullah s.a.w sebagai orang ke sepuluh yang datang, lalu salah seorang dari kaum Anshor berdiri seraya berkata, “Ya Rosulullah, siapakah manusia yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “ Mereka adalah yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah manusia-manusia cerdas; mereka pergi (mati) dengan harga diri dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR. Ath-Thabrani, disahihkan al-Munziri)

Maka mengingat kematian adalah merupakan ibadah yang dianjurkan, sebab mengingat kematian memberikan manfaat bagi seorang muslim :
  • Mendorong diri untuk bersiap-siap menghadapi kematian sebelum datangnya kematian (bersegera taubat terhadap apa yang telah kita lakukan).
  • Memendekkan angan-angan untuk lama tinggal di dunia yang fana ini, karena panjang angan-angan merupakan sebab paling besar lahirnya kelalaian.
  • Menjauhkan diri dari cinta dunia dan ridho terhadap apa yang diberikan Alloh SWT kepada kita.
  • Menguatkan keinginan pada akhirat dan mengajak untuk berbuat ta’at.
  • Meringankan seorang hamba dalam menghadapi ujian dunia.
  • Mencegah kerakusan dan ketamakan terhadap nikmat duniawi.
  • Mendorong untuk bertaubat dan muhasabah kesalahan masa lalu.
  • Melembutkan hati, membuat mata menangis, memberi semangat untuk mendalami agama dan menghapuskan keinginan hawa nafsu.
  • Mengajak bersikap rendah hati (tawadhu’), tidak sombong, dan berlaku zalim.
  • Mendorong sikap toleransi, mema’afkan teman dan menerima kesalahan dan kelemahan orang lain.
Maka mengingat kematian bagi seorang muslim berarti mengingat tentang khusnul khotimah dan su'ul khotimah, siapa terakhir perkataannya (sakaratul maut) dalam mengingat Allah dengan kalimat La illaha Illallah maka orang tersebut akan masuk surga.

Kematian merupakan musibah paling besar, karena itu Alloh SWT menamakannya dengan ‘musibah maut’ (Al-Maidah:106). Bila seorang hamba ahli taat didatangi maut, ia menyesal mengapa tidak menambah amalan solehnya, sedangkan bila seorang hamba ahli maksiat didatangi maut, ia menyesali atas perbuatan melampaui batas yang dilakukannya dan berkeinginan dapat dikembalikan ke dunia lagi, sehingga dapat bertaubat kepada Alloh SWT. dan mula melakukan amal soleh. Namun! Itu semua adalah mustahil dan tidak akan terjadi!! (Baca: QS. Fushshilat: 24, QS. Al-Mu’minun: 99-100).

Hakikat Kematian
Adalah salah bila ada orang yang menyangka bahawa kematian itu hanya kefanaan semata dan pengakhiran secara total yang tidak ada kehidupan, perhitungan, hari dikumpulkan, kebangkitan, syurga atau neraka padanya!! Sebab andaikata demikian, tentulah tidak ada hikmah dari penciptaan dan wujud kita. Tentulah manusia semua sama saja setelah kematian dan dapat beristirahat lega; fulan mukmin dan kafir, fulan  pembunuh dan terbunuh, fulan si penzalim dan yang dizalimi, fulan yang taat dan maksiat, fulan  penzina dan yang rajin solat, fulan  ahli maksiat dan ahli takwa.

Pandangan tersebut hanyalah bersumber dari pemahaman kaum atheis yang mereka itu lebih buruk dari binatang sekali pun. Yang mengatakan seperti ini hanyalah orang yang telah tidak punya rasa malu dan menggelarkan dirinya sebagai orang yang bodoh dan ‘gila.’ (Baca: QS. At-Taghabun:7, QS. Yaasiin: 78-79)

Kematian adalah terputusnya hubungan ruh dengan badan, kemudian ruh berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dan seluruh lembaran amal ditutup, pintu taubat dan pemberian masa pun terputus.  Nabi s.a.w. bersabda, “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama belum sekarat.” (HR. At-Turmuzi dan Ibn Majah, disahihkan Al-Hakim dan Ibn Hibban)

Ingatlah Penghancur Segala Kenikmatan
Nabi s.a.w. menganjurkan agar banyak mengingat kematian. Beliau bersabda, “Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (maut),” (HR. At-Tirmidzi, hasan menurutnya).

Imam Al-Qurthubi r.a. berkata, “Para ulama kita mengatakan, ucapan beliau, “Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan”, merupakan ucapan ringkas tapi padat, menghimpun makna peringatan dan amat mendalam penyampaian nasihatnya. Sebab, orang yang benar-benar mengingat kematian, pasti akan mengurangi kenikmatan yang dirasakannya saat itu, mencegahnya untuk bercita-cita mendapatkannya di masa yang akan datang serta membuatnya menghindar dari mengangankannya, sekalipun hal itu masih mampu dicapainya.

Namun jiwa yang beku dan hati yang lalai selalu memerlukan nasihat yang lebih lama dari para penyuluh dan untaian kata-kata yang meluluhkan sebab bila tidak, sebenarnya ucapan beliau tersebut dan firman Alloh SWT dalam surat Ali ‘Imran ayat 185, (artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati) sudah cukup bagi pendengar dan pemerhati-nya.!!”

Semoga kita selalu menjaga ibadah kita sehingga kapan pun Alloh SWT menginginkan untuk menghadap-Nya kita selalu dalam keadaan beribadah dan bertaubat, dan mudah-mudahan kita termasuk orang orang beriman serta beramal sholeh sehingga Alloh memasukan kita kepada surga-Nya yang penuh kenikmatan. Amin.