Kata-kata Bijak Islami (Imam Syafi'i) Tentang Takdir Allah

Kata-kata Bijak Islami (Imam Syafi'i) Tentang Takdir Allah. Siapa yang tak kenal dengan Imam Syafi'i,  Beliau lebih terkenal sebagai Imam Mazhab dan ahli fiqih, tapi sesungguhnya beliau juga adalah seorang sufi dan ahli tasawuf, akan tetapi tidak banyak yang menggambarkan sosok sufinya.

Imam Syafi'i nama panjangnya adalah Abū ʿAbdullāh Muhammad bin Idrīs al-Shafiʿī atau Muhammad bin Idris asy-Syafi`i (bahasa Arab: محمد بن إدريس الشافعي) lahir di Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H / 767 - Fusthat, Mesir 204H / 819M  adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Muhammad.

Imam Syafi'i sejak kecil cepat menghafal syair, pandai bahasa Arab dan sastra sampai-sampai Al Ashma’i berkata,”Saya mentashih syair-syair bani Hudzail dari seorang pemuda dari Quraisy yang disebut Muhammad bin Idris,” Imam Syafi’i adalah imam bahasa Arab, maka tak heran banyak  mengeluarkan diwan yang bermakna sangat dalam.

Berikut kata-kata bijak beliau semoga kita dapat mengambil manfaatnya. Amin

Biarlah hari-hari itu berlalu kerjakan yang engkau sukai, apabila takdir sudah menentukan maka berlapang dadalah kau.

Janganlah engkau gelisah terhadap musibah-musibah malam hari karena tiada satu pun musibah itu yang kekal abadi.

Kuatkanlah dirimu menghadapi cobaan-cobaan hidup, surah hati dan setia hendaklah menjadi pekertimu.

Meski bagai buih lautan keaibanmu di kalangan orang lain namun rahasia pribadimu hendaklah selalu tersimpan.

Tutuplah rahasiamu dengan kemurahan hati karena konon semua keaiban dapat ditutup dengan kemurahan hati.

Jangan engkau tampakkan kelemahan pada lawanmu karena kuatnya mental lawan merupakan bahaya bagimu.

Jangan engkau harapkan kemurahan orang yang kikir sebab orang yang sedang kehausan tak akan mendapatkan air dalam api.

Sebuah keterlambatan tak akan mengurangi rizkimu dan rizkimu pun tak akan bertambah dengan kepayahan badanmu.

Tiada kesusahan yang kekal, tiada kegembiraan yang abadi, tiada kefakiran yang lama , tiada kemakmuran yang lestari.

Apabila sikap hatimu selalu rela dengan apa yang ada maka tak ada perbedaan bagimu antara dirimu sendiri dan para hartawan.

Apabila ajal datang padamu maka tak sejengkal bumi dan tidak pula sebidang langit yang dapat melindungimu.

Bumi Allah amatlah luas namun suatu saat apabila takdir sudah datang angkasapun menjadi sempit.
Biarlah hari-hari itu tidak setia setiap saat sebab obat apa pun juga tak akan menangkal ajal.