Makan Bakso Padasuka Bandung Bikin Ketagihan

Bakso yang merupakan kuliner andalan Bandung, di setiap sudut kota jika anda jalan jalan ke Bandung pastinya menemukan tukang bakso pakai roda dan juga kios kios bakso. Semua orang suka Bakso. Tempat makan bakso dari yang kelas roda sampai bintang lima selalu laris manis. Jadi teringat sebuah tempat makan bakso namanya Padasuka Baso, terletak di Jalan Padasuka, Cicaheum, berhadapan dengan kantor polisi Padasuka.

Sudah lama yang memberi masukan bahwa bakso di tempat ini enak, meski belum pernah sekalipun melangkahkan kaki ke dalamnya. Mungkin juga banyak yang belum tahu, padahal tempat ini sudah ada sejak tahun 1980. Bukan warung tenda, tapi sebuah rumah makan bakso dengan penataan yang rapih dan cukup bersih untuk sebuah tempat makan bakso.

Meja-meja di pasang memanjang. Hampir semua kursi-kursi telah terisi. Ada banyak menu yang bisa dipilih, bakso saja, mie bakso, yamin dan lain-lain. Satu mangkok bakso pun saya pesan. Untuk minumnya, sirup markisa sepertinya cukup menyegarkan. Lagipula saya belum pernah mencoba bagaimana rasanya sirup ini.

Sebuah bakso besar berisi daging cincang dan enam bakso kecil memenuhi mangkok dengan harga satu porsinya Rp 8.500. Satu sirup markisa harganya Rp 6 ribu. Kerupuk bisa mengambil sendiri karena sudah disediakan di masing-masing meja.

Selalu ada yang membedakan rasa dari setiap tempat, meski perbedaan itu tidak terlalu mencolok. Seperti bakso Padasuka ini, tak tahu pasti apa komposisinya, tapi menurut karyawan Padasuka Bakso, Yaya (36) produk-produk Bakso Padasuka murni buatan sendiri, tanpa bahan pengawet.

"Dari dulu kami memang tidak menggunakan bahan pengawet, selalu menjaga kemurniannya. Mienya saja hanya bisa bertahan sampai malam," jelas Yaya.

Entah memang karena kemurniannya itu maka dalam setiap suapan baksonya tidak terasa eneg. Biasanya memang ada bakso-bakso yang ketika dimakan beberapa buah saja sudah membuat mual. Bakso Padasuka ini dagingnya padat, lembut dan tak terasa adanya serabut-serabut daging yang kasar.

Cukup dituangkan satu sendok sambal, nyam, nyam, satu mangkok bakso nikmat pedas masuk ke dalam perut. Lain kali saya akan mencoba dicampur mie, agar tahu bagaimana rasa mie murni tanpa bahan pengawet.

Tiba waktunya menyeruput es markisa. Kesegaran sudah terpancar dari pecahan-pecahan batu es yang mengambang di atas gelas. Kuningnya sirup markisa ketika diseruput rasanya agak masam-masam suegeeer.

Tambah segar karena ternyata tempat ini juga menyediakan mushola di lantai atas. Sehingga pengunjung tak perlu resah terlambat beribadah ketika bersantap. Perut kenyang, ibadah pun nyaman.